Dari Taman Hutan Kota ke Krakatoa Nirwana Resort

Sebuah Train-Kite sengaja diterbangkan oleh panitia Festival Layang-Layang sambil dibantu dengan angin yang bertiup cukup kencang sore itu. Talinya diikat ke bagian belakang mobil. Beberapa orang mencoba menarik-narik tali itu. Ternyata cukup kencang bak menarik tarik-tambang ketika lomba 17 Agustus.

Train-Kite itu ada 32 buah. Masing-masing lebarnya antara 60-70 cm. Wajar saja untuk menarik Train-Kite sepanjang itu, tak ada yang sanggup menarik sendiri. Paling tidak perlu dibantu 3-5 orang.

Para pengunjung yang datang sambil melihat Train-Kite merasa kagum. Bahkan, sejumlah anak-anak mencoba menarik Train-Kite itu. Tampaknya meraka tak sanggup menariknya karena Train-Kite yang telah di atas udara itu cukup kencang terikat di bagian belakang mobil.

Ada lagi Train-Kite yang ukurannya lebih kecil. Kira-kira lebarnya antara 30-40 cm. Jumlahnya ada sebanyak 300 buah Train-Kite. Pak Rony, pelayang-layang, mengeluarkan Train-Kite itu satu per satu dari kotak koper. Ia dibantu teman-teman panitia. Beruntung saja Sabtu sore lalu itu, angin yang bertiup di Taman Hutan Kota. Jadi, cukup membantu menerbangkan Train-Kite yang dihiasi warna-warni itu. Anak-anak dan juga orang dewasa penasaran bagaimana Pak Rony mengeluarkan layang-layang Train-Kite yang berjumlah 300 buah itu dari sebuah koper. Mereka tampak memerhatikan layang-layang ini begitu terpesonanya. Begitu penasarannya beberapa dari mereka ikut membantu mengeluarkan layang-layang ini dengan mengulurkan tali Train-Kite ini hingga terbang ke atas udara.

Setelah semua Train-Kite yang berjumlah 300 buah itu dilepas, tak terasa cukup berat ditarik-tarik jika dibandingkan dengan Train-Kite satunya lagi yang berjumlah 32 buah. Para pengunjung pun ikut bergantian mencoba menarik-narik Train-Kite itu. Sekedar merasakan bagaimana rasanya menarik layang-layang.

***

Sabtu sore itu selesai menerbangkan layang-layang di Taman Hutan Kota. Malam itu langsung meluncur ke Krakatoa Nirwana Resort, Lampung Selatan. Kira-kira dari Kota Bandar Lampung ke sana jaraknya 70 Km. Sekitar pukul 8 malam lebih kami berangkat naik mobil yang dikendarai Zano. Yang ikut saat itu adalah saya, Gigih, Sony, Harid, Geri aka Abahoryza dan istrinya Zano.

Selama perjalanan, di dalam mobil saya merasa was-was (bukan tayangan infotainment,red). Zano mengendarai mobil lumayan ngebut. Sampai-sampai saat menyalip kendaraan di depannya pun bikin saya berdebar-debar jantung. Khawatir dengan kendaraan yang berlawanan. Entah itu truk, bus atau mobil pribadi.

Saya sering kali melihat bus menyalip hingga kendaraan yang berlawanannya harus membantingkan stir ke arah samping menepi. Daripada melawan bus yang sungguh nekad dan bikin kecelakaan, lebih baik mengalah saja. Soalnya saya punya pengalaman mengendarai mobil dan menyalip kendaraan di depannya. Saat yang bersamaan, di jalur kanan atau lajur kendaraan yang berlawanan, ada sebuah truk fuso melintas. Karena sudah yakin saat mobil yang saya kendarai bisa menyalip kendaraan di depan saya, ternyata mobil yang saya kendarai harus terkena serempet truk fuso itu. Kaca spion langsung mengenai truk tadi dan langsung memecahkan kaca sebelah kanan saya.

Karena kaget, saya menepikan mobil dan segera memeriksa keadaan saya. Untuk tak apa-apa ketika itu. Melihat wajah saya dari cermin, tampak di sekitar bibir saya berdarah. Jantung saat itu berbedar-debar. Alhamdulillah saya masih selamat dan tidak luka terlalu parah.

Maka dari itulah, ketika saya duduk menjadi penumpang, sering kali saya merasa khawatir jika si sopir melajukan mobilnya ngebut. Apalagi sering menyalip kendaraan hingga kendaraan yang berlawanan seperti sepeda motor sering menepi daripada ditabrak mobil dari depan.

Kurang dari dua jam, rombongan kami tiba di Krakatoa Nirwana Resort. Akhirnya sampai juga dengan selamat, pikir saya. Untungnya juga minyak angin yang saya beli tadi sebelum berangkat, tak saya pakai. Entahlah, akhir-akhir ini kalau saya di kendaraan kadang-kadang mabuk dan perut mual.

Ada tiga kamar yang disewa buat panitia. Awalnya masing-masing kamar ditempati dua orang. Tapi, sayangnya tidak jadi kami berenam (Saya, Bayu, Gigih, Harid, Gery dan Sony) ketika itu menempati tiga kamar. Jadi, kami berenam menempati satu kamar karena dua kamar lagi ditempati Tim uro Elektro. Ya sudah, berenam berkumpul dalam satu kamar. Saling berebut bantal dan tempat tidur. Untung saya dapat di pojok. Yang lainnya masih sibuk ngobrol, saya malah sudah capek dan memilih tidur lebih awal.

Para penonton memerhatikan dengan serius layang-layang di udara

Train-Kite atau Layang-layang kereta yang berjumlah 300 buah. Butuh kesabaran menerbangkannya satu per satu.

Para penonton tampak senang melihat layang-layang jenis Train-Kite yang diterbangkan secara bergotong-royong.

Gigih (kanan) tampak terkesima ketika saya foto. Sedangkan Sony (Kiri) sibuk membuka kamar check in.

Sebelum tidur, berfoto-foto dulu. Muka Sony jadi terang terkena blitz kamera.

Sarapan pagi nasi kotak sisa semalam. Keburu lapar setelah bangun pagi.

Pagi hari di Darmaga pinggir pantai, Krakatoa Nirwana Resort. Ada 10 Jetski parkir di sana. Pengen coba, tapi punya orang. Hehehe

Spanduk selamat datang di Krakatoa Nirwana Resort (Minggu pagi). Bertepatan dengan Festival Krakatau 2008.

Foto-foto sore bersama di depan sebuah Batu peresmian resort yang awalnya bernama Kalianda Resort dan ketika itu diresmikan oleh Menteri Pariwisata Joop Ave pada tanggal 23 Agustus 1997. Tapi sekarang berubah menjadi Krakatoa Nirwana Resort milik perusahaan Bakrie

20 Comments

Filed under lampung, pantai, traveling, wisata

20 responses to “Dari Taman Hutan Kota ke Krakatoa Nirwana Resort

  1. wow.. keren layang2nya… mau donk satu

  2. hehe.. bikin picstory juga… bagus2… jangan lupa mampir tempat kuuw

  3. Krakatau Nirwana Resort itu dulunya Kalianda Resort? Wah, keliatannya banyak berubah ya?! Prasaan jadi jauh lebih bagus dari terakhir aku ke sana.

    Btw, lain kali lebih hati-hati di jalan. Bakauheuni-Bandar Lampung jalanannya emang parah. Truk semua!! Kalo papa yang bawa, aku juga suka deg-degan. Tapi, percaya ajalah berhubung papaku supir medan. Hahaha…

    Umm.. jadi mau maenin “train-kite”.
    *curhat anak yg jarang maen layang2*

  4. keren banget..coba bisa ngeliat langsung

  5. Neh.. Maen layangan b gw.Bajak sawah sano nah.Dak tu cuci baju.. :p *berlalu

  6. wow, train kite-nya keren. eriek kok jalan-jalan mulu siiihhh *menatap sirik* hehehe 😀

  7. Asik,….. layang-layang….

  8. cuma nak nanyo…

    jadi itu sepur apo layangan…???

    apo sepur yg berbentuk layangan…

    apo layangan cak sepur…

    *oon mode on*

  9. seruuuu..

    harusnyah waktu ituh saiia ikutan nonton jugah yaaa..

    *menyesal mode ON

  10. ” Sebelum saya pulang, sebelum takbir mengumandang, sebelum sms bertebaran, dan sebelum bandwicth 1024 Mb menghilang, saya mengucapkan Selamat Hari Raya 1429 H , Minal aidin wal faidzin , mohon maaf lahir bathin, Taqabbalallahu minna wa minkum”

  11. Ly

    wow….keren bangeeeeeeeett….
    duh kapan yach bisa ikutan main 🙂

  12. eh gila keren tuh photo sore2nya…. langitnya pas… keren

    btw buset juga ya nariknya pake mobill… beeeeeeeeh

  13. mau tanya dooonnng,,, klo di lampur or palembang OW yang bagus dimana ya,,,, coz kita sekeluarga mau liburan di sana terus rencana nya mau nginepnya di nirwana resort, thx ya,,,,

  14. keren banget mas, kalau mau kesana habis biaya berapa ya….

  15. OTI

    ikutan jalan2 dunks,,,,
    seru banget keliatannya.

  16. mulyadi

    saya pernah bekerja di nirwana resort,benar2 luar biasa indahnya pemandangan alam,apalagi pagi dan sore hari,sambil bermain kano,sampai sekarang sulit untuk di lupakan..

  17. junaidi

    fantastis !!!!

  18. Kalau dr stasiun kereta api tanjung karang naik kendaraan apa ya ke nirwana resort ? berapa ya no tlp nya, mau reserv nih

  19. Au'

    Paling suka foto yg ke 3 dari bawah, cuakepp awannya

Leave a reply to ezZa Cancel reply